BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Kebutuhan
listrik pada saat ini dirasa cukup banyak. Sebagai negara kepulauan,Indonesia
memiliki luas wilayah yang cukup besar. Seiring dengan tidak meratanya jumlah
kelahiran dan persebaran penduduk pada setiap wilayah atau pulau yang ada di
Indonesia mengakibatkan konsentrasi kepadatan penduduk hanya terdapat pada
beberapa tempat saja, secara khusus hanya terdapat pada kota-kota besar saja.
Inilah
yang menyebabkan kebutuhan energi listrik diperkotaan sangat dibutuhkan.
Banyaknya pembangkit listrik yang ada seperti PLTU (Pembangkit Listrik Tenaga
Uap) harus menghasilkan jumlah tenaga lisrik dalam jumlah yang cukup besar.
Seperti
yang dicanangkan oleh PLN bahwa melalui PLTU ditargetkan dapat tercapai
produksi tenaga listrik sebesar 10.000MW dengan membangun PLTU sebanyak 35 buah
yang nantinya akan ditempatkan di jawa dan luar jawa.
Sampai
saat ini kesediaan energi listrik merupakan salah satu komponen yang
penting dalam mendorong pertumbuhan perekonomian di Indonesia dan khususnya di
wilayah lampung yaitu 104,7 GWH (US Energy Information
Administration, 2009) sedangkan untuk wilayah Lampung 110 GWH jam (Radar
Lamsel, 2010). Berdasarkan data yang diperoleh dari Direktorat Pengusahaan
Mineral dan Batubara, 2004, penggunaan energi listrik secara nasional
terus meningkat yang diperkirakan sekitar 10% pertahun.
PLTU
Tarahan sebagai salah satu Pusat Listrik Tenaga Uap di Lampung yang
terdiri dari dua unit sangat penting peranannya dalam mensuplai listrik
bagi industri maupun masyarakat di Lampung pada khususnya dan Sumbagsel pada
umumnya. PLTU Tarahan memanfaatkan teknologi CFB boiler (Circulation Fluidized
Bed) dengan kapasitas produksi uap perunit tipe 400 ton perjam
untuk memutar turbin generator pada beban 2x100 MW.
PLTU
Tarahan memanfaatkan batubara sebagai bahan bakar. Letak PLTU Tarahan yang
berdekatan dengan PT. Bukit Asam,Tbk memudahkan proses penyediaan batubara yang
akan diubah menjadi bahan bakar untuk memanaskan air sehingga menghasilkan uap
dan uapnya digunakan sebagai penghasil tenaga listrik. Batubara
merupakan unsur yang penting untuk mengoprasikan sebuah PLTU, karena batubara
akan diproses di funace untuk menjadi uap air. Uap air inilah yang
akan menggerakkan turbin generator untuk menghasilkan listrik. Oleh
karena itu, kualitas batubara perlu dijaga dengan memperhatikan kadar kimia
yang terkandung didalamnya. Di awal proses firring, batubara yang akan
digunakan sebagai bahan bakar dibantu oleh solar utuk menghasilkan bara.
Sehingga kualitas dan kadar kimia dari solar juga perlu di perhatikan.
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Jenis Boiler
PLTU
Tarahan memanfaatkan teknologi Boiler CFB (Circulating Fluidized Bed), Cirkulating
adalah Terjadinya sirkulasi batubara yang belum habis terbakar dari furnace ke
cyclone kemudian masuk ke sealpot dan kembali ke furnace, Fluidzed adalah Penghembusan
udara primer untuk menjaga material bed dan batubara tetap melayang di dalam
furnace , dan Bed adalah Material berupa partikel-partikel kecil ( pasir
kuarsa, bottom ash ) yang digunakan sebagai media awal transfer panas dari
pembakaran HSD ke pembakaran batubara. Boiler CFB dapat menghasilkan kapasitas
produksi uap perunit tipe 400 ton perjam untuk memutar turbin
generator pada beban 2x100 MW. CFB adalah teknologi boiler yang menggunakan
sistem pembakaran bersikulasi melalui 3
(tiga) peralatan utama yaitu
1.
Furnace
(Ruang Pembakaran)
2.
Cyclone
(Ruang pemisah antara flue gas dan batubara yang belum terbakar berdasarkan beda berat jenis)
3.
Back
Pass (Pemanfaatan kalori dari flue gas).
Konsep dasar Boiler CFB (circulating
Fluidized Bed ) adalah Boiler stoker ( unggun fluidisasi ), dimana batu bara
dibakar diatas rantai berjalan dan di beri hembusan udara dari sisi bawah,
sehingga batu bara membara diatas rantai berjalan tersebut. Setelah dilakukan repowering
dan redesigning, maka didapatkanlah jenis boiler dengan tife CFB.
2.1.1 Prosedur Umum Firing/Start Up
pada boiler tipe CFB
Seperti
jenis boiler lainnya, pertama-tama dilakukan Purging selama 5 menit untuk
membersihkan ruang bakar dari gas-gas yang berpotensial menimbulkan ledakan
pada saat burner dinyalakan. Setelah Purging selesai, dua burner (sisi bersebrangan)
dinyalakan. Kenaikan temperature furnace dijaga tidak lebih dari 95˚C perjam
untuk menjaga material dari termal stress dan menjaga refracotory agar tidak
reta. Setelah temperature furnace 530˚C batu bara dimasukkan melalui 3
coal feeder pada minimum flow rate ( 6 ton/jam )/coal feeder sambil kedua
burner masih menyala. Setelah temperature Furnace mencapai 660˚C, kedua
burner dimatikan satu persatu. Selanjutnya pembakaran dilanjutkan dengan batu
bara. Selama boiler beroperasi tidak diperlukan support burner, karena dapat
menyebabkan material bed meleleh. Burner hanya digunakan pada sat proses start
up sampai temperature yang diizinkan ditas. Salah satu kelebihan boiler type
CFB adalah restart pada saat trip boiler. Pada boiler tipe CFB, trip boiler
disebut MFT (Master Fuel Trip), Ada dua kondisi MFT pada boiler CFB,yaitu:
1.
MFT
+ Fan ( PA, SA ID FA Blower ) Trip. Pada kondisi ini boiler harus dipurging
kembali kemudian burner dinyalakan.
2.
MFT
Only ( Trip Coal Feeder ). Pada kondisi ini jika:
·
Temperature
Furnace ≥ 660˚C.
Langsung Start Coal Feeder tanpa purging.
·
Temperature
Furnace ≥ 530˚C.
Langsung Start Oil Burner tanpa Purging.
·
Temperature
Furnace < 530˚C.
Dilakukan purging ulang lalu Start Oil burn.
2.1.2 Proses Pembakaran dalam
Furnace
1.
Coal dan Limestone dimasukkan kedalam Furnace, setelah fluidizing air / primary
air dari air plenum melalui nozzle grate. Tekanan primary air menyebabkan bed
material melayang di bagian bawah Furnace ( primary zone ).
2.
Aliran udara turbulen menyebabkan coal cepat bercampur dengan limestone secara
merata dengan bed material. Fluidizing air / primary air dan bed temperature
menyebabkan material terbakar dan sirkulasi.
3.
Material batu bara yang telah terbakar semakin lama naik ke bagian upper
furnace karena massanya berkurang, kemudian masuk ke cyclone, batu bara
menabrak vortex vendor, sehingga flue gas dan Fly ash terpisah dari material.
4
Material solid berputar menuju cyclone outlet cone dengan batuan udara dari
Fluidizing air blower menuju seal pot dan diinjeksikan kembali ke furnace
melalui seal pot return duct.
2.1.3
Kontrol
Pembakaran di dalam Furnace
1.
Preassure
drop of primary zone ( chamber utama ) yang mengindikasikan density dari bed
material sebagai variable control yang digunakan untuk mengontrol bed
temperature.
2.
Pressure
drop of secondary zone (chamber bagian atas) mengindikasikan density dari upper
furnace digunnakan untuk mengevaluasi jumlah material.
3.
Bed
temperature sebagai parameter yang dikontrol untuk menghasilkan pembakaran yang
efisien.
4.
temperature
flu gas di transition piece sebagai variabel kontrol.
5.
Exess
air sebagai parameter yang dikontrol (20%).
6.
Reaksi
Limestone di dalam Furnace untuk menurunkan kadar Sox
CaCo3
+ O2 …………. CaO + Co2
CaO
+ SO2 …………… CaSO3
CaSO3
+ ½ O2 ………... CaSO4 (Gypsum)
2.2
Turbin
Turbin digunakan untuk memutar generator
dengan cara mengubah energi panas yang terkandung dalam uap menjadi energi
mekanik. Uap dengan tekanan dan temperatur tinggi diarahkan untuk mendorong
sudu-sudu turbin yang dipasang pada poros sehingga turbin berputar, akibat
melakukan kerja di turbin tekanan dan temperatur uap menjadi turun sehingga
menjadi uap basah yang kemudian dialirkan ke kondensor.
Berikut adalah spesifikasi
turbin yang di gunakan PLTU Tarahan :
Type Single Casing Multi
Stage Reaction Condensing
·
Daya out put : 100 MW
·
Kecepatan : 3000 rpm
·
Tekanan uap masuk MSV :
127 kg/cm2a
·
Temperatur uap masuk MSV
: 5400C
·
Tekanan uap ekstraksi
no. 1 : 33,47 kg/cm2a
·
Tekanan uap ekstraksi
no. 2 : 18,06 kg/cm2a
·
Tekanan uap ekstraksi
no. 3 : 8,00 kg/cm2a
·
Tekanan uap ekstraksi
no. 4 : 3,31 kg/cm2a
·
Tekanan uap ekstraksi
no. 5 : 0,928 kg/cm2a
·
Tekanan keluar turbin :
0,082 kg/cm2a
·
Jumlah tingkat sudu : 42
tingkat reaksi
·
Arah putaran poros : CCW
(view from front turbin)
·
Panjang Total Steam
Turbin : 8,5 m
·
Berat Rotor dan
Sudu-sudu : 32 ton
2.2.1
Main
Stream Valve
Fungsi dari Main Steam
Valve (MSV) adalah katup untuk mengalirkan uap tekanan tinggi masuk kedalam
turbin, serta untuk menghentikan supply uap tekanan tinggi tersebut pada saat
turbin emergency trip untuk Posisi normal dari Main Stop Valve (MSV) pada saat
operasi normal system kerja turbin adalah open. MSV pada system turbin PLTU
Tarahan berjumlah satu buah, MSV akan menutup karena gaya atau tekanan dari
pegas (spring) yang dipasang dibelakang MSV pada saat actuator menerima
perintah untuk menutup.
2.2.2
Main
Steam Stainer
Main steam strainer
dipasang pada main steam inlet sebelum Main Stop Valve (MSV) untuk menjaga atau
mencegah benda-benda asing yang terkandung dalam uap masuk ke dalam turbin.
2.2.3
Main
Control Valve
Sebelum masuk ke turbin
uap tekanan tinggi dari MSV terlebih dahulu melewati main steam control valve.
Fungsi dari main steam control valve adalah untuk mengatur jumlah dan tekanan
uap yang akan disupply masuk ke dalam turbin, selain itu berfungsi juga untuk
menghentikan aliran uap masuk ke turbin bila terjadi emergency trip.
2.2.4
Bearing
Pada konstruksi turbin
digunakan 3 buah bearing yaitu 2 buah journal bearing yang letaknya satu di
depan turbin yang satunya dibelakang turbin berfungsi untuk menahan dan menumpu
gaya aksial rotor dan 1 buah thrusht bearing untuk menahan gaya aksial rotor
yang letaknya di bagian front pedestal.
2.2.5
Lube
Oil dan Control Oil
Lube Oil atau Minyak
Pelumas dan Control Oil berfungsi untuk melumasi bantalan turbin, mengangkat
poros pada saat turning gear beroperasi dan untuk mengontrol gerakkan Main
Steam Valve dan Main Control Valve.
2.2.6
Turning
Gear
Turnig gear berfungsi
untuk memutaran poros turbin pada saat start dan shut down agar poros turbin
tidak melengkung karena panas yang tidak merata. Putaran turning gear pada saat memutar poros
adalah 5 rpm.
2.3
Sistem
Kerja Turbin
Tujuan dari system kerja
turbin ini adalah untuk memutar generator, dimana generator ini berfungsi untuk
menghasilkan tegangan
listrik. Untuk memutar generator tersebut maka kita harus memutar turbin
terlebih dahulu karena turbin dan generator satu poros. Di PLTU Tarahan turbin
digunakan untuk memutar generator dengan cara mengubah energi panas yang
terkandung dalam uap menjadi energi mekanik, dimana Uap atau steam yang
digunakan untuk memutar turbin ini dihasilkan oleh boiler.
Sebelum turbin bekerja pastikan dulu
sistem-sistem yang mendukung system kerja turbin sudah bekerja dengan baik. Ada
beberapa sistem pendukung seperti pendinginan, pelumasan, serta membuat vaccum
pada kondensor, apabila salah satunya tidak terpenuhi maka sistem kerja turbin
tidak akan bisa bekerja.
a)
Sstem Pendinginan
- Start make-up water pump untuk
menyuplay air demin dari make-up water tank menuju kondensor dn stand pipe
- Close cooling water pump di
start untuk menyuplaykan air yang digunakan sebagai pendingin pada
alat-alat yang digunakan untuk mendukung system kerja turbin dengan
tempetarur 30 0c
- Ketika tekanan pada close
cooling water sudah mencapai 6 kg/cm2 kompresor di start,
setelah tekanan kompresor juga sudah mencapai 6 kg/cm2 barulah
udara yang dihasilkan oleh kompresor dapat digunakan untuk menggerakan
valve control yang terdapat pada alat-alat pendukung system kerja turbin
- Setelah itu cooling water pump
di start untuk menyuplaykan air laut ke kondesor, yang digunakan sebagai
pendingin utama pada kondesor dengan tekanan sekitar 1,3 kg/cm2 dan
temperature 30 0c
- Akibat malakukan kerja pada
alat-alat pendukung system kerja turbin, maka temperatur pada close
cooling water menjadi panas sekitar 38 0c. Untuk
mendinginkan close cooling water tersebut digunakan heat exchanger dengan
air laut sebagai media pendingin yang diambil dari aliran pipa cooling
water menuju kondesor menggunakan boster pump dan temperature close
cooling water turun menjadi 300c, setelah dingin baru close
cooling water dapat digunakan. Sementara cooling water yang sudah
melakukan kerja di kondesor juga mengalami kenaikan temperatur sekitar
38 0c langsung dialirkan kembali ke laut.
- Setelah semua berjalan normal
selanjutnya jalankan system pelumasan pada turbin.
b)
Sistem Pelumasan
- Star oil purifier untuk
membersihkan minyak pelumas dalam tangki utama
- Kemudian vapor extractor
distart untuk menghilangkan gas atau udara yang terdapat pada ruangan
tangki utama
- Start Main Oil Pump (MOP) untuk
mendinginkan bearing pada turbin dan generator dengan tekanan sekitar 2,7
kg/cm2
- Start juga Jacking Oil Pump
(JOP) untuk mengangkat poros turbin dan generator, dimana tekanan pada
tiap-tiap bearingnya berbeda-beda :
Bearing 1 pada turbin : 65 kg/cm2
Bearing 2 pada turbin : 100 kg/cm2
Bearing 1 pada generator : 7 kg/cm2
Bearing 2 pada generator : 8.5 kg/cm2
- Kemudian start cop yang akan
digunakan untuk menggerakkan main stop valve (MSV) dan main control valve
(MCV) dengan tekanan 145 kg/cm2
Selanjutnya setelah sistem-sistem tersebut
sudah jalan bikin vaccum pada kondensor. Untuk membuat vaccum di kondesor lihat
High Pressure Auxilary Steam Header apakah temperaturnya sudah mencapai sekitar
250 - 340 0C dan tekanannya sudah mencapai 17 kg/cm2.
apabila kondisi tersebut sudah tercapai maka start vaccum pada kondesor dapat
dilakukan. Adapun langkah-langkah untuk menbuat vaccum ini adalah sebagai
berikut :
- Buka valve dari High Pressure
Auxilary Steam Header, sehingga steam mengalir masuk menuju ejector.
- Posisi valve ejector driving
steam dalam keadaan tertutup,
- Buka valve starting ejector
driving steam, dimana steam dari High Pressure Auxilary Steam Header tadi
terlabih dahulu dialirkan ke atmosfir untuk menarik uap atau udara yang
berada didalam kondensor
- Buka valve starting ejector air
vaccum, agar uap atau udara yang terdapat di dalam kondensor tertarik
keluar ikut dengan aliran steam yang mengalir ke atmosfir sehingga keadaan
dalam kondensor menjadi vaccum
- Setelah vaccum pada kondensor
mencapai kondisi 0,94 kg/cm2 valve gland steam header
buka. Pada
turbin dilengkapi juga dengan system gland seal steam, fungsi dari gland
seal steam ini adalah :
- mencegah uap bocor keluar dari
dalam turbin
- mencegah udara luar masuk
kedalam turbin.
- Apabila vaccum kondensor sudah
mencapai 0,35 kg/cm2, valve starting ejector driving steam dan
valve starting ejector air vaccum di tutup. Sementara valve ejector
driving steam dibuka, sehingga aliran steam dari High Pressure Auxilary
Steam Header tidak mengalir ke atmosfir lagi tapi mengalir masuk ke dalam
Starting Jet Air Ejector.
- Setelah vaccum mancapai 0,05
kg/cm2, buka turbin by-pass
- Turbin dapat dioperasikan.
Setelah semua sistem pendukung sudah jalan,
kemudian turnning motor distart untuk pemutaran awal pada poros turbin dan
generator dengan putaran 5 rpm. Setelah itu turbin reset pada turbin ditarik
dan turbin siap di operasikan.
Peressure dan temperatur pada main steam
sebelum masuk turbin tergantung dengan kondisi start-up turbin.
Start-up mode
|
Pressure masuk turbin
(kg/cm2)
|
Temperatur masuk
turbin (0C)
|
Cold start
Warm start
Hot start
Very hot start
|
48-72
48-72
48-128
102-141
|
385-415
385-415
480-546
510-546
|
Apabila steam yang
dihasilkan oleh boiler sudah mencapai pressure dan temperatur yang diinginkan,
main steam akan masuk ke turbin. Sebelum masuk turbin uap masuk ke Main Stop
Valve (MSV). Tujuannya
adalah apabila uap yang akan masuk ke turbin tekanannya terlalu tinggi, maka
aliran uap atau steam yang akan masuk ke turbin tersebut di stop.
Setelah melewati Main Stop Valve (MSV)
steam masuk ke Main Control Valve (MCV) atau governor, dimana fungsi dari
governor adalah untuk mengontrol main steam yang masuk kedalam turbin. Kemudian
main steam diarahkan masuk ke dalam turbin untuk mendorong sudu-sudu turbin
yang dipasang pada poros, sehingga poros turbin tersebut akan berputar dan
turning motor di stop. Akibat melakukan kerja di didalam turbin tekanan dan
temperatur dari main steam menjadi turun sehingga menjadi uap basah, kemudian
main steam dialirkan ke kondensor.
Setelah main steam masuk kedalam turbin
terjadi proses warming yaitu pemerataan panas pada casing turbin, dimana
differential antara upper dan lower casing tidak boleh lebih dari 500C.
Pada putaran 1220 rpm terjadi proses heat soak yaitu pemerataan panas pada
turbin dengan putaran konstan 1220 rpm. Ketika putaran poros sudah mencapai
2850 rpm, eksitasi dijalankan dan tegangan dinaikkan 90%. Kemudian terjadi lagi
proses warming, setelah proses warming selesai generator sychron dengan system.
Setelah generator sudah sychron dengan
sistem, beban dapat dinaikkan sesuai dengan yang diinginkan. Pada saat beban
mulai naik, maka pressure dan temperatur pada main steam juga naik. Untuk
PLTU Tarahan pada beban 100 MW pressure pada main steam 127 kg/cm2 dan
temperatur 5400C. Untuk menjaga putaran
poros tetap 3000 rpm, maka Main Control Valve (MCV) akan mengatur aliran main
steam yang masuk ke turbin.
Selain digunakan untuk memutar turbin, sebagian main steam yang
melewati sudu-sudu turbin juga digunakan untuk memanaskan air di LP 1, LP 2,
Deaerator, HP 4 dan HP 5. Main steam yang digunakan untuk memanaskan air ini
dinamakan Uap Ekstrasi. Uap ekstrasi ini mengalir keluar melalui
pipa-pipa yang dipasang di sisi turbin. Pada pipa-pipa ektrasi ini terdapat Extraction
Check Valve yang berfungsi untuk mencegah terjadinya uap balik dari pipa uap
ekstrasi.
2.4
Generator
Generator
listrik adalah sebuah alat yang memproduksi energi listrik dari sumber energi mekanik,
biasanya dengan menggunakan induksi elektromagnetik. Generator arus bolak-balik
sering disebut juga sebagai alternator generator AC (alternating current), atau
generator sinkron. Dikatakan generator sinkron karena jumlah putaran
rotornya sama dengan jumlah putaran medan magnet pada stator. Kecepatan sinkron
ini dihasilkan dari kecepatan putar rotor dengan kutub-kutub magnet yang
berputar dengan kecepatan yang sama dengan medan putar pada stator. Kumparan
medan generator sinkron terletak pada rotornya sedangkan kumparan jangkarnya
terletak pada stator.
Konstruksi generator arus bolak-balik
ini terdiri dari dua bagian utama, yaitu :
1)
Stator
yakni bagian diam yang mengeluarkan tegangan bolak- balik.
2)
Rotor
yakni bagian bergerak yang menghasilkan medan magnit yang menginduksikan ke
stator.
Pada generator AC sinkron, stator ditempatkan pada
rumah (kerangka) yang diberikan isolasi. Stator terbuat dari laminasi inti-besi
yang diberikan slot sebagai tempat untuk kumparan. Tujuan menggunakan laminasi
inti-besi adalah untuk mengurangi rugi-rugi arus eddy (eddy current). Ada dua jenis yang berbeda dari
struktur medan generator sinkron, yaitu tipe kutub-sepatu (salient) dan
silinder.
1)
Rotor
tipe kutub-sepatu
Generator kecepatan rendah yang
digerakkan oleh mesin diesel atau turbin air mempunyai rotor dengan kutub medan
yang menonjol.
2)
Rotor
tipe silinder
Generator
kecepatan tinggi atau tipe turbo mempunyai rotor silinder yang dirancang untuk
bekerja pada 3000 rpm. Konstruksi silinder penting dalam mesin kecepatan tinggi
karena tipe kutub sepatu sukar dibuat untuk menahan tekanan pada kecepatan
tinggi. Generator sinkron dengan konstruksi rotor silinder digerakkan oleh
turbin uap atau gas. Pada rotor kutub sepatu, fluks terdistribusi sinusoidal
didapatkan dengan mendesain bentuk sepatu kutub. Sedangkan pada rotor silinder,
kumparan rotor disusun secara khusus untuk mendapatkan fluks terdistribusi
secara sinusoidal. Untuk tipe generator dengan kutub internal (internal pole
generator), suplai DC yang dihubungkan ke kumparan rotor melalui slip ring dan
sikat untuk menghasilkan medan magnet merupakan eksitasi daya
rendah. Dalam hal ini PLTU Tarahan menggunakan rotor tipe silinder.
2.4.1
Prinsip
Kerja Generator Sinkron
Prinsip dasar generator arus
bolak-balik menggunakan hukum Faraday yang menyatakan jika sebatang penghantar
berada pada medan magnet yang berubah-ubah, maka pada penghantar tersebut akan
terbentuk gaya gerak listrik, dimana rotor berlaku sebagai kumparan medan (yang
menghasilkan medan magnet) dan akan menginduksi stator sebagai kumparan jangkar
yang akan menghasilkan energi listrik. Pada belitan rotor diberi arus eksitasi
DC yang akan menciptakan medan magnet. Rotor ini dikopel dengan
turbin putar dan ikut berputar sehingga akan menghasilkan medan magnet putar.
Medan magnet putar ini akan memotong kumparan jangkar yang berada di stator.
Oleh karena adanya perubahan fluks magnetik pada tiap waktunya maka pada
kumparan jangkar akan mengalir gaya gerak listrik yang diinduksikan oleh rotor.
2.5
Pengolahan
Air
2.5.1
Desalination Plant
Pada PLTU Tarahan menggunakan air laut
maka di perlukan Desalination Plant Peralatan ini berfungsi untuk
mengubah air laut (brine) menjadi airtawar ( fresh water )
dengan metode penyulingan (kombinasi evaporasi dan kondensasi). Halini
dikarenakan sifat air laut yang korosif, sehingga jika air laut tersebut
dibiarkan langsungmasuk ke dalam unit utama, maka dapat menyebabkan kerusakan
pada peralatan PLTU.
2.5.2
Water Treatment Plant
Water Treatment Plant adalah salah satu unit yang mengolah air
dengan cara merubah atau mengangkat mineral-mineral dan gas-gas yang terlarut
dalam air serta menghilangkan kotoran-kotoran organic dan inorganic pada air. Air yang mengandung padatan-padatan
dan partikel-partikel kotoran seperti debu, lumpur,garam-garam,
tumbuh-tumbuhan, alga, serangga dan lain sebagainya sehingga harus diolah untuk
menghilangkan semua hal tersebut agar dapat memenuhi kualitas air yang
diinginkan. Adapun mineral-mineral yang dibebaskan dari dalam air antara lain:
1)
Calsium (Ca) dan Magnesium ( Mg ) merupakan dua
unsur dalam bentuk garam dari SO4 danCl
yang menyebabkan kesadahan air. Bila air yang mengandung garam-garam ini
di didihkan, maka akan menghasilkan endapan putih yang mengakibatkan
penyumbatan pipa dan menghambat perpindahan panas.
2)
SiO2 (silica) dapat menimbulkan kerak dan bila
kontak dengan uap bertekanan tinggiakan menimbulkan endapan seperti kaca.
3)
Fe akan
berwarna kuning kecoklatan bila kontak dengan udara, kandungan Fe
didalam air akan menyebabkan conduktivitasnya akan naik.
4)
Kalium (K), garam ini sifatnya sangat larut (tak
dapat mengendap) dapatmenyebabkan korosi pada boiler tekanan tinggi dan selalu terbawa pada aliran
uap.
5)
Gas Oksigen (O2) yang terlarut dalam air akan
menyebabkan korosi.
6)
Gas Karbon Dioksida (CO2) dapat merangsang korosi
dan menurunkan derajatkeasaman air.
7)
Gas Hidrogen Sulfida (H2S) dapat merangsang
terjadinya korosi dan menyebabkan airmenjadi bau.
Pada
PLTU Tarahan sistem pengolahan air murni di Water Treatment Plant
menggunakan system Demineralisasi
Single Bed . Terdapat dua buah Stream pada Water Treatment
Plant yakni Stream A dan Stream
B. Setiap Stream memiliki dua buah Micron Catridge Filter , satu buah Vacuum Pump, satu buah Vacuum Degasifier Tower , satu
buah Booster Pump dan satu buah Mixed
Bed.Water Treatment Plant pada PLTU
Tarahan berfungsi menghasilkan air murni dengan conductivity <0.5 µS/cm
untuk dipakai dalam siklus PLTU sebagai air penambah (make up water ). Air yang
masuk ke Water Treatment Plant berasal dari Raw Water Tank yang merupakan
produk dari Desalation Plant. Air tersebut kemudian diolah sehingga tidak lagi
mengandung mineral-mineral dan gas-gas terlarut juga menghilangkan
kotoran-kotoran organic dan anorganic
dalam air yang dapat menyebabkan timbulnya kerak dan terjadinya korosi
pada komponen-komponen di PLTU.
2.6 Proses Produksi
Dari flow diagram PLTU Tarahan
ini terdiri dari proses sirkulasi air, sirkulasi uap, sirkulasi udara dan
sirkulasi gas.
Sirkulasi
Air Air adalah fluida kerja yang diisikan ke boiler menggunakan pompa air pengisi (BFP) melalui economizer dan ditampung dalam boiler drum. Sirkulasi air di dalam boiler adalah air dari boiler drum turun melalui downcomer kemudian masuk
ke dalam tube -tube pemanas (riser ). Di dalam riser air mengalami pemanasan sehingga mendidih
kemudian naik kembali ke boiler drum. Di
dalam boiler drum air dan uap berpisah.
Sirkulasi air pendingin condenser dimulai dari Seawater intake disaring diUS
Filter , kemudian dipompakan oleh Cooling Water Pump (CWP), kemudian disaring
lagi Derbis Filter . selanjutnya masuk ke kondensor untuk mengkondensasikan uap
dalam kondensor. Outlet nya terbagi 2, yang satunya langsung masuk ke Primary Cooling
Water Booster Pump (PCWBP) sebagai
pendinginClosed Cooling water dan
yang satunya masuk ke Discharge Stanel . Setelah kembali selesai mendinginkan
mesin, aliran yang ke PCWBP kembali ke aliran outlet dari kondensor menuju Discharge Stanel untuk selanjutnya dikembalikan ke laut. Sirkulasi Uap Uap yang ada di dalam
boiler drum dalam kondisi jenuh kemudian
dialirkan ke Superheater I,Superheater
II, kemudian Finishing Super heater .Uap keluaran dari Finishing
Superheater kemudian masuk ke turbin
untuk memutar turbin. Putaran turbin inilah yang kemudian juga memutar
generator hingga menghasilkan listrik. Pada Superheater uap dipanaskan dengan menggunakan gas hasil
pembakaran dari ruang bakar ( furnace). Uap sisa setelah memutar turbin
kemudian masuk kecondenser . Di dalam condenser
uap mengembun dan menjadi air kembali, air keluaran dari condenser disalurkan ke Low pressure Heater dengan menggunakan Condensate Pump kemudian ke Deaerator dan High
Pressure Heater . Air keluaran
High Pressure Heater kemudian menuju
Economizer dan disalurkan kembali ke
Boiler drum. Itulah mengapa proses PLTU
disebut proses tertutup.
Sirkulasi
Udara Udara berfungsi sebagai proses pembakaran bahan bakar sehingga disebut
sebagai udara pembakaran. Udara berasal dari atmosfir dihisap oleh Secondary
Air Fan dan Primary Air Fan kemudian
dialirkan ke Air Heater
dan didistribusikan ke furnace untuk proses pembakaran. Peralatan yang
berada di dalam Sirkulasi udara yaitu Secondary Air Fan, Primary Air Fan dan Air Heater. Secondary Air Fan berfungsi
sebagai pemasok udara pembakaran.
Primary Air Fan berfungsi sebagai udara primer yang dihabiskan untuk
menjaga material bed dan batubara tetap melayang dalam furnace. Sedangkan Air heater
berfungsi untuk memanaskan udara pembakaran dengan menggunakan gas buang
( flue gas).
Sirkulasi
Gas Untuk Sirkulasi gas, gas panas hasil pembakaran atau disebut gas buang (
Flue gas) berfungsi sebagai sumber energi panas. Gas panas dari ruang bakar
dialirkan ke pipa-pipa Superheater ,
kemudian Economizer dan Air
Heater . Dariair heater gas
dihisap oleh ID Fan kemudian menuju ke bag house untuk dipisahkan
partikulatabunya untuk selanjutnya dibuang ke atmosfir melalui cerobong.
2.7 Bahan Bakar
Bahan
bakar utama yang digunakanu oleh PLTU Tarahan adalah batubara berkalori rendah yang mengadakan kontrak
pembelian dengan PT. Bukit Asam sebagai penyuplai batubara untuk PLTU Tarahan
dengan pertimbangan lokasi stock pile batu bara yang berasal dari tambang
terbuka Tanjung Enim berdekatan dengan PLTU tarahan.
Spesifikasi
batubara yang di gunakan pada PLTU Tarahan yaitu :
Total moisture : 28,91 % (AR)
Proximate Analysis
·
Inherent
moisture : 10,53 % (ADB)
·
Ash
content : 5,94 %
(ADB)
·
Volatile
matter : 41,38 % (ADB)
·
Fixed
carbon : 42,15 % (ADB)
Total sulfur : 0,44 % (ADB)
Gross calorivic value : 6184 kcal/kg (ADB)
Gross calorivic value : 4914 kcal/kg (AR)
Ultimate Analysis
·
Inherent
moisture : 10,53 % (ADB)
·
Ash : 5,94 %
(ADB)
·
Total
sulfur : 0,44 %
(ADB)
·
Total
Nitrogen : 0,79 % (ADB)
·
Hydrogen : 4,18 % (ADB)
·
Carbon : 64,86 % (ADB)
·
Oxygen : 13,26 % (ADB)
Ash Analysis
·
SiO2 : 52,31 %
·
Al2O : 27,91 %
·
Fe2O3 : 3,85 %
·
CaO : 2,04 %
·
MgO : 3,08 %
·
K2O : 0,39 %
·
Na2O : 2,64 %
·
MnO2 : 0,05 %
·
TiO2 : 1,69 %
·
P2O5 : 0,44 %
·
SO4 : 5,40 %
Undeterminated : 0,20 %
2.8 Bahan Bahan Penunjang Produksi
Proses
produksi juga memerlukan bahan- bahan penunjang, bahan-bahan tersebut berperan
dalam unit proses untuk membantu kelancaran proses yang berlangsung. Bahan-bahan penunjang yang
digunakan yang digunakan dalam proses
produksi yaitu sebagai berikut:
a.
Batu
Kapur Konsumsi batu kapur (limestone) yang diinjeksikan kedalam furnace adalah
1 ton/hour untuk setiap unit. Fungsi dari batu kapur ini sebagai pereduksi SO2
yang dihasilkan dari pembakaran batubara.
b.
Pasir
Kuarsa Pasir kuarsa dikenal dengan nama pasir putih yang merupakan hasil
pelapukan batuan yang mengandung mineral
utama, seperti kuarsa dan feldspar. Pasir kuarsa mempunyai komposisi gabungan
dari SiO2, Fe2O3, Al2O3, TiO2, CaO, MgO, dan K 2O, berwarna putih bening atau
warna lain bergantung pada senyawa
pengotornya.
c.
HSD
(High Speed Diesel) HSD biasa digunakan pada saat pembakaran atau penyalaan
pertama kali
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
PLTU
Tarahan memanfaatkan teknologi Boiler CFB (Circulating Fluidized Bed), CFB
dengan kapasitas produksi uap perunit tipe 400 ton perjam
untuk memutar turbin generator pada beban 2x100 MW, CFB adalah
teknologi boiler yang menggunakan sistem pembakaran bersikulasi melalui 3 (tiga) peralatan utama
yaitu Furnace, Cyclone, dan Back pass.
Turbin digunakan untuk
memutar generator dengan cara mengubah energi panas yang terkandung dalam uap
menjadi energi mekanik. Uap dengan tekanan dan temperatur tinggi diarahkan
untuk mendorong sudu-sudu turbin yang dipasang pada poros sehingga turbin
berputar, akibat melakukan kerja di turbin tekanan dan temperatur uap menjadi
turun sehingga menjadi uap basah yang kemudian dialirkan ke kondensor.
Berikut adalah spesifikasi
turbin yang di gunakan PLTU Tarahan :
Type Single Casing Multi
Stage Reaction Condensing
·
Daya out put : 100 MW
·
Kecepatan : 3000 rpm
·
Tekanan uap masuk MSV :
127 kg/cm2a
·
Temperatur uap masuk MSV
: 5400C
·
Tekanan uap ekstraksi no.
1 : 33,47 kg/cm2a
·
Tekanan uap ekstraksi
no. 2 : 18,06 kg/cm2a
·
Tekanan uap ekstraksi
no. 3 : 8,00 kg/cm2a
·
Tekanan uap ekstraksi
no. 4 : 3,31 kg/cm2a
·
Tekanan uap ekstraksi
no. 5 : 0,928 kg/cm2a
·
Tekanan keluar turbin :
0,082 kg/cm2a
·
Jumlah tingkat sudu : 42
tingkat reaksi
·
Arah putaran poros : CCW
(view from front turbin)
·
Panjang Total Steam
Turbin : 8,5 m
·
Berat Rotor dan
Sudu-sudu : 32 ton
Untuk
tipe generator dengan kutub internal (internal pole generator), suplai DC yang
dihubungkan ke kumparan rotor melalui slip ring dan sikat untuk menghasilkan
medan magnet merupakan eksitasi daya rendah. Dalam hal ini PLTU Tarahan
menggunakan rotor tipe silinder.
Water Treatment Plant adalah salah satu unit yang mengolah air
dengan cara merubah atau mengangkat mineral-mineral dan gas-gas yang terlarut
dalam air serta menghilangkan kotoran-kotoran organic dan inorganic pada air. Air yang mengandung padatan-padatan
dan partikel-partikel kotoran seperti debu, lumpur,garam-garam,
tumbuh-tumbuhan, alga, serangga dan lain sebagainya sehingga harus diolah untuk
menghilangkan semua hal tersebut agar dapat memenuhi kualitas air yang
diinginkan. Pada PLTU Tarahan sistem pengolahan air murni di Water
Treatment Plant menggunakan system Demineralisasi Single Bed .
Proses konversi energi pada PLTU berlangsung melalui 3 tahapan,
yaitu :
1.
energi kimia dalam
bahan bakar diubah menjadi energi panas dalam bentuk uap bertekanan dan
temperatur tinggi.
2.
energi panas (uap)
diubah menjadi energi mekanik dalam bentuk putaran.
3.
energi mekanik diubah
menjadi energi listrik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar